PKM-M : SOSIALISASI DAN BIMBINGAN PEMANFAATAN BIJI KARET MENJADI TEMPE DAN KERIPIK SEBAGAI KOMODITAS PANGAN UKM (Usaha Kecil Menengah) MASYARAKAT DI DESA BRABASAN
RINGKASAN
Kabupaten Mesuji
merupakan daerah yang mempunyai area lahan perkebunan karet yang sangat luas,
salah satu desa yang masuk dalam kabupaten Mesuji adalah desa Brabasan. Lahan
karet yang luas itu menghasikan limbah alam berupa biji karet. Biji karet
mengandung banyak gizi, setiap 100 gram biji karet mengandung 27 g protein,
32.3 g lemak, 15.9 gram karbohidrat dan 9,1 gram air. Selain itu, biji karet
juga kaya akan asam lemak esensial, yaitu tiamin 450,0 µg, asam nikotinat 2,5
µg, akroten dan tokoferol 250,0 µg. Asam amino yang terkandung dalam biji karet
juga cukup lengkap, yaitu sebanyak 17 jenis dari 20 jenis asam amino essensial
bagi manusia (Murni et al., 2008).
Pada saat ini
telah dikembangkan makanan yang bahan dasarnya adalah biji karet yakni tempe dan
keripik dari biji karet, melihat luasnya kebun karet dan banyaknya limbah biji
karet di wilayah Mesuji kami tertarik untuk melakukan program sosilalisasi dan
bimbingan kepada masyarakat di desa Brabasan untuk dapat membuat tempe dan
keripik dari bahan dasar biji karet. Pembuatan tempe dan keripik biji karet
hanya bermodalkan biji karet yang dapat di ambil secara gratis dari kebun,
kemudian ragi dengan harga Rp. 10.000, gas elpiji
seharga Rp. 15.000, minyak goreng seharga Rp. 15.000, bumbu dan penyedap
rasa seharga Rp. 10.000, dengan modal Rp. 50.000 para penduduk dapat memulai
usaha kecilnya.
Harapanya dengan
bimbingan seperti ini akan tercipta suatu kelompok usaha untuk memanfaatkan
biji karet sebagai komoditas pangan untuk menambah pendapatan masyarakat di
desa Brabasan.
Dowload file lengkapnya di sini
Dokumentasi kegiatan :
0 Response to "PKM-M : SOSIALISASI DAN BIMBINGAN PEMANFAATAN BIJI KARET MENJADI TEMPE DAN KERIPIK SEBAGAI KOMODITAS PANGAN UKM (Usaha Kecil Menengah) MASYARAKAT DI DESA BRABASAN"
Post a Comment